Tugas Biologi
STRUKTUR OVUM
DAN SPERMA
BESERTA
MEKANISME KERJANYA
DISUSUN
O
L
E
H
INDRIYANI HASAN
(kelas Ic Keperawatan)
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES GORONTALO
JURUSAN KEPERAWATAN
T.A 2012-2013
1.
Gambar
struktur ovum
2.
Bagian-bagian
ovum
a)
Membran Vitellin
b)
Zona Pellusida
c)
Korona Radiata
d)
Nucleus (Inti Sel)
3.
selaput-selaput
yang melindungi ovum
a)
Sakus vitelinus (kantong kuning
telur)
b)
Amnion
c)
Korion
d)
Alantois
4.
Gambar struktur
sperma
5.
Bagian-bagian sperma.
* Bagian Kepala sperma
Pada bagian kepala
spermatozoon ini, terdapat inti tebal dengan sedikit sitoplasma yang diselubungi oleh selubung tebal dan terdapat
23 kromosom dari sel ayah. Selubung tebal yang dimaksud adalah akrosom
* Leher sperma
*
Bagian tengah badan sperma
Terdapat sebuah mitokondria berbentuk spiral dan berukuran besar,
berfungsi sebagai penyedia ATP/
energi untuk pergerakan ekor.
* Ekor
sperma
berfungsi untuk pergerakan sperma.
6.
sebutkan
enzim-enzim yang ada di akrosom dan sebutkan fungsinya masing-masing.
a)
Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat
membran yang berisi enzim hidrolitik yang berguna
untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan. Lisosom
ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian
de Duve dan
ditemukan pada semua sel eukariotik. Di dalamnya, organel ini
memiliki 40 jenis enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease,
glikosidase, lipase, fosfolipase, fosfatase, ataupun sulfatase. Semua enzim
tersebut aktif pada pH 5. Fungsi utama lisosom adalah endositosis, fagositosis,
dan autofagi.
b)
Membran lisosom Untuk menyediakan pH asam
bagi enzim hidrolitik, membran lisosom mempunyai pompa H+ yang menggunakan
energi dari hidrolisis ATP. Membrane lisosom juga sangat terglikosilasi yang
dikenal dengan lysosomal-associated
membrane proteins (LAMP). Sampai saat ini sudah terdeteksi LAMP-1,
LAMP-2, dan CD63/LAMP-3. LAMP berguna sebagai reseptor penerimaan kantong
vesikel pada lisosom.
c)
Enzim hidrolitik Enzim hidrolitik dibuat
pada retikulum endoplasma, yang mengalami pemaketan di badan Golgi dan kemudian ke
endosom lanjut yang nantinya akan menjadi lisosom. Untuk prosesnya ini, enzim
ini mempunyai molekul penanda unik, yaitu manosa 6-fosfat (M6P) yang berikatan
dengan oligosakarida terikat-N.
d)
Endositosis Endositosis ialah pemasukan
makromolekul dari luar sel ke dalam sel melalui mekanisme endositosis, yang
kemudian materi-materi ini akan dibawa ke vesikel kecil dan tidak beraturan,
yang disebut endosom awal. Beberapa materi tersebut dipilah dan ada yang
digunakan kembali (dibuang ke sitoplasma), yang tidak dibawa ke endosom lanjut.
Di endosom lanjut, materi tersebut bertemu pertama kali dengan enzim hidrolitik.
Di dalam endosom awal, pH sekitar 6. Terjadi penurunan pH (5) pada endosom
lanjut sehingga terjadi pematangan dan membentuk lisosom.
e)
Autofagi Proses autofagi digunakan
untuk pembuangan dan degradasi bagian sel sendiri, seperti organel yang tidak
berfungsi lagi. Mula-mula, bagian dari retikulum endoplasma kasar menyelubungi
organel dan membentuk autofagosom. Setelah itu, autofagosom berfusi dengan
enzim hidrolitik dari trans Golgi
dan berkembang menjadi lisosom (atau endosom lanjut). Proses ini berguna pada
sel hati, transformasi berudu menjadi katak, dan embrio manusia.
f)
Fagositosis Fagositosis merupakan
proses pemasukan partikel berukuran besar dan mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel.
Pertama, membran akan membungkus partikel atau mikroorganisme dan membentuk
fagosom. Kemudian, fagosom akan berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi
lisosom (endosom lanjut).
7.
sebutkan
jenis-jenis kontrasepsi menurut mekanisme kerjanya.
a)
pil
kontrasepsi bekerja dengan ‘menganggu’ proses hormonal yang normal pada tubuh
seorang wanita. Gangguan ini akan menyebabkan pematangan dan pelepasan sel
telur dari indung telur akan ikut ikutan terganggu. telur bila memang tidak ada
sel telur yang keluar dari indung telur. Berupa kombinasi
dosis rendah estrogen dan progesteron. Merupakan metode KB paling efektif
karena bekerja dengan beberapa cara sekaligus sbb:
·
Mencegah ovulasi
(pematangan dan pelepasan sel telur)
·
Meningkatkan kekentalan
lendir leher rahim sehingga menghalangi masuknya sperma
·
Membuat dinding rongga
rahim tidak siap menerima hasil pembuahan
Bila pasien disiplin
minum OC-nya, bisa dipastikan perlindungan kontrasepsi hampir 100%. Selain itu,
OC merupakan metode yang paling reversibel, artinya bila pengguna ingin hamil
bisa langsung berhenti minum pil dan biasanya bisa langsung hamil dalam 3
bulan.
a) ALAT KONTRASEPSI SUNTIKAN (INJEKSI) -DEPO PROVERA-
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya
kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB
suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif,
pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman.Sebelum disuntik,
kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan kecocokannya. Suntikan
diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai suntikan KB
mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang
tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama
maksimal 5 tahun.
JENIS KB SUNTIK
Jenis-jenis alat KB suntik yang sering
digunakan di Indonesia antara lain:
a.Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem
b.Suntikan/3 bulan ; contoh : Depo provera, Depogeston (Harnawati, 2008).
a.Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem
b.Suntikan/3 bulan ; contoh : Depo provera, Depogeston (Harnawati, 2008).
b) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim/AKDR (IUD)
Selain dengan memakai pil (baik dedicated pills atau pil KB
biasa), metode kontrasepsi darurat lain yang juga bisa dilakukan adalah dengan
pemasangan AKDR jenis copper-T dalam waktu lima hari setelah terjadinya
hubungan seksual tanpa perlindungan. Mekanisme Kerja Sebagai metode biasa (yang
dipasang sebelum hubungan seksual terjadi), AKDR mengubah transporatsi tubal
dan rahim dan mempengaruhi sel telur dan sperma sehingga pembuahan tidak
terjadi. Sebagai kontrasepsi darurat (dipasang setelah hubungan seksual
tertjadi) dalam beberapa kasus mungkin memiliki mekanisme kerja yang sama
dengan mekanisme kerja AKDR sebagai alat kontrasepsi biasa di atas, namun pada
kontrasepsi darurat ini, mekanisme yang lebih mungkin adalah dengan mencegah
terjadinya implantasi (penyarangan sel telur yang telah dibuahi ke dinding
rahim). Kemanjuran Lebih dari 8400 AKDR jenis copper-T telah dipasangkan
setelah terjadinya hubungan seksual sejak 1976, dengan hanya 8 kehamilan
terjadi: berarti angka kehamilan di bawah satu dalam 1000, sehingga pemasangan
AKDR sebagai kontrasepsi darurat menurunkan risiko kehamilan sampai lebih dari
99%. Efek Samping Efek samping pemasangan AKDR termasuk diantaranya: rasa tidak
enak di perut, perdarahan per vaginam atau spotting, dan infeksi. Sedangkan
efek samping dari penggunaan AKDR termasuk: perdarahan yang banyak, kram,
infeksi, kemandulan dan kebocoran rahim. Pemasangan AKDR dan Infeksi Menular
Seksual termasuk HIV Untuk mereka yang berisiko tinggi untuk tertular IMS,
pemakaian pil lebih aman daripada pemasangan AKDR, sebab pada saat pemasangan,
bakteri dapat ikut masuk ke dalam rongga rahim yang steril. Jika tidak diobati
dapat menyebabkan infeksi yang kemudian bisa berakibat terjadinya penyakit
radang panggul (PRP).Infeksi HIV juga dapat meningkatkan risiko PRP sehubungan
dengan pemasangan AKDR